Ismail Yusanto: Musuh Bersama Kita Adalah Asing dengan Kapitalisme dan Liberalismenya

Jubir HTI: Musuh Bersama Kita Adalah Asing dengan Kapitalisme dan Liberalismenya



Semarang--Berusaha memahamkan umat akan bahayanya ancaman disintegrasi yang melanda negeri Indonesia ini, HTI DPD I Jateng menyelenggarakan Halqah Islam dan Peradaban yang bertemakan “Mewaspadai Ancaman Disintegrasi” pada Ahad (9/11).
Sambutan hangat oleh ketua DPD HTI I Jateng Abdullah Iar, menyalami peserta yang memenuhi tempat acara, sekaligus mengawali rangkaian acara HIP yang menghadirkan narasumber dari instansi yang bertugas menjaga keutuhan negeri ini dari ancaman disintegrasi yaitu TNI dan Polri.
Mewakili dari TNI, Kolonel Kav. Khusnul Khuluq SIP. MPA. (Kabintal DAM IV Diponegoro) menyampaikan bahwa semua baik TNI maupun masyarakat wajib menjaga keutuhan Indonesia. Beliau menyatakan bahwa beliau juga sepakat jika Indonesia adalah milik Allah bahkan seluruh alam semesta ini juga milik Allah, untuk itu secara pribadi karena kita muslim mari kita beriman dan menjalankan hukum-hukum Allah dalam kehidupan.
Dalam kesempatan lain AKBP Nurwin Hadi (Intelkam Polda Jateng) memaparkan bahwa saling toleransi antar agama maupun ras memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Jika masyarakat sudah merasa aman dan tertib maka akan meminimalisir adanya ancaman disintegrasi.
Sedangkan perwakilan dari akademisi, Singgih Saptadi ST. MT. menjelaskan bahwa kesenjangan ekonomi dan rasa ketidak adilan yang diterima menjadi penyebab adanya perpecahan suatu bangsa. Timor Timur contohnya, sistem yang ada saat ini memang memperlakukan mereka tidak adil sehingga membuat rakyat Timor Timur beranggapan akan lebih sejahtera jika berpisah dari Indonesia. Namun yang terjadi mereka malah semakin miskin dan sengsara.
Muhammad Ismail Yusanto sebagai Jubir Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan bahwa seharusnya yang menjadi musuh bersama masyarakat termasuk TNI dan Polri itu adalah Asing (Amerika dan sekutunya) dengan sistem Kapitalisme, Liberalisme yang mereka paksakan ke negara lain untuk diterapkan, bukan malah Islam yang sering diopinikan sebagai ekstrimis kanan.
Muhammad Ismail Yusanto menambahkan bahwa sistem Kapitalisme yang dipaksakan Amerika untuk diterapkan di Indonesia itulah yang menyebabkan adanya disintegrasi di Indonesia. Di setiap Negara yang memakai sistem Kapitalisme pasti akan menimbulkan kesenjangan yang sangat antara yang kaya dengan yang miskin. Dengan adanya kesenjangan yang tinggi itu akan menimbulkan berbagai kekacauan dan ketidak adilan, sehingga Amerika dan sekutunya bisa semakin mudah memecah belah suatu bangsa, termasuk Indonesia.
Terpecahnya Daulah Utsmani menjadi negeri-negeri kecil merupakan suatu dosa besar bagi kaum Muslim, apalagi mau dipecah lagi seperti di Indonesia ini, itu adalah suatu dosa besar bagi kita. Untuk itu Hizbut Tahrir selalu mengajak umat untuk kembali dalam satu kepemimpinan dan menyatukan kembali negeri-negeri muslim termasuk Indonesia dalam bingkai Daulah Khilafah, karena hanya dengan nuansa hidup yang Islami yang tercipta dalam daulah Khilafah akan membuat semua warganya mempunyai rasa yang kuat untuk menjaga keutuhan negaranya, pungkas beliau. [] hti press/ syabab indonesia

0 komentar:

Posting Komentar