Forum Ulama Malang Kritisi Isu Aktual Bangsa

KH. Mahmudi Syukri, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqin Batu

Forum Ulama Kritisi Isu Aktual Bangsa

Malang--Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqin Batu KH Mahmudi Syukri menyatakan, ulama dan kiai harus kritis terhadap isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat. “Kita mempunyai kewajiban membina umat agar bisa mengambil sikap yang tetap sesuai dengan syariah Islam,” ungkapnya saat membuka acara Forum Silaturahmi Ulama dan Kyai se-Malang Raya, Jumat (29/8) di Aula Pondok Pesantren Darul Muttaqien Batu.
Acara ini diselenggarakan oleh Forum Silaturahmi Ulama dan Kyai se-Malang Raya. Forum diadakan dengan harapan bisa sarana mempererat tali silaturahmi para ulama dan sharing terkait isu-isu aktual yang berkembang di masyarakat. Forum yang terasa guyub ini dihadiri oleh ulama dan kiai dari Kota Batu, Kota Malang dan dari Kabupaten Malang. Di antaranya: KH Abdul Qayum (Pimpinan Majelis Ta’lim Pondok Bambu al-Islam Malang), KH Mahmudi Syukri (Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqin Batu), Kiai Bahron Kamal (Pengasuh Pesantren Terbuka al-‘Ulya), KH Muhammad Munif (Mubaligh Ahlussunnah Waljama’ah Kota Malang), Kiai Lukmanul Hakim (Mubaligh NU, Alumni PP Nashrudin Malang), Ustadz Muhamad Syaroni (Dosen Unisma), KH Ngatiman (Pujon), KH Anwar Sanusi (Yayasan Yatim Piatu Lawang Malang), dll.
Kiai Bahron Kamal selaku pemandu acara pada awal sesi menyatakan, “Tugas penguasa adalah mengatur dan melayani urusan rakyat, memberi kabar gembira atau kemudahan, bukan membawa kesedihan, tidak membuat orang lari, serta tidak mempersulit mereka.” Karena itu Rasul saw. pernah berdoa tentang hal ini. “Ya Allah, siapa saja yang menangani urusan umatku, lalu ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia; siapa saja yang menangani urusan umatku, lalu ia berlaku lembut kepada mereka, maka berlaku lembutlah kepada dia.” (HR Muslim dan Ahmad).
Kiai Bahron Kamal juga mengungkapkan, “Penguasa harus menggunakan Islam untuk memimpin, karena dengan tegas Allah SWT memerintah kita untuk menghukumi masyarakat dengan hukum Islam dan tidak mengikuti hawa nafsu.” Allah SWT berfirman: Karena itu hukumilah mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada kamu (TQS al-Maidah [5]: 48).
Untuk menerapkan syariah (hukum Islam) secara kaffah diperlukan sistem pemerintahan Islam, yaitu Khilafah ar-Rasyidah. Karena itu Khilafah ar-Rasyidah yang akan menerapkan syariah secara total harus sesegera mungkin diwujudkan. “Itu adalah tanggung jawab kita, kewajiban kita untuk ber-ittiba’ kepada Kanjeng Nabi saw. dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupanan berbangsa dan bernegara,” tegas Kiai sederhana dari Singosari ini.
Namun, patut disayangkan saat ini ada upaya-upaya untuk mengkriminalisasi penegakan syariah dan khilafah dengan menunggangi isu ISIS. “Para ulama dan kyai kita harus tahu bahwa isu ISIS baru-baru ini adalah untuk menjauhkan masyarakat dari ide khilafah. Mereka kemudian menyimpangkan konsep khilafah. Sebagai ulama pewaris nabi kita mengemban tanggung jawab untuk terus menyampaikan kebenaran dan melakukan amar makruf nahi mungkar, mengajak umat untuk terus memperjuangkan tegakknya syariah dan khilafah sesuai manhaj kenabian,” pungkasnya.
Acara Forum Silaturrahmi ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap yang dibacakan KH Mahmudi Syukri dan ditutup dengan doa. [] hti press/ syabab indonesia

0 komentar:

Posting Komentar